"BENZODIAZEPIN" Sajian Hangat Dari Serambi Mekkah
- Rizqi Prasad
- Feb 10, 2023
- 2 min read
Updated: Apr 26, 2023

Mungkin ini menjadi kesekian kalinya band-band dengan genre Hardcore yang sudah banyak sekali saya dengar setiap rilisannya. Dari berbagai macam kota, daerah, tempat berasal, masing-masing menghadirkan ciri khas atau identitas dalam meramaikan skena musik tanah air. Contoh nya ada pada band yang mencuri perhatian saya ini. Band ini berasal dari Kota Aceh dan sepertinya menjadi pertama kalinya saya mendengarkan sebuah band dari Serambi Mekkah ini, ntah karena masih asingnya di telinga atau bisa jadi masih jarangnya referensi skena musik khususnya musik keras di kota Aceh, tapi ini semua hanya sebuah opini saya seorang.
Pertama kali saya tau band ini sepertinya ketika rekan kerja yang sering memutar lagunya, hingga suatu waktu membuat penasaran dengan band yang beliau putar saat itu. Brandoffer ucap beliau ketika saya sedang kepo-keponya menanyakan nama band yang sedang diputar tersebut, dan tentunya berakhir pada laman Spotify band ini. Sebuah EP bertajuk "BENZODIAZEPIN" nampaknya baru saja dirilis, yang menjadi sebuah debut EP mengawali eksistensi band asal Aceh di blantika musik tanah air.

Nama EP tersebut mungkin terdengar seperti jenis kandungan didalam obat yang berfungsi untuk menenangkan sebuah gangguan kecemasan atau dikenal sebagai obat penenang. Tetapi ketika pertama kali mendengarkannya hmmmm, saya rasa ini bukan sebuah musik yang cocok didengarkan untuk mencari ketenangan atau menjadi sebuah obat penenang hahaha. But, in a good way sepertinya lebih cocok didengarkan untuk mencari sebuah pelampiasan emosi seusai dihajar oleh penatnya rutinitas keseharian.
6 Trek berdurasi 13 Menit 28 Detik hadir dalam EP yang dirilis awal Februari kemarin. Musik Hardcore dipadukan dengan melodi gitar yang cukup catchy nampaknya dilantunkan di setiap trek yang saya dengarkan. Merujuk pada kefamiliaran telinga saya mendengar band luar seperti The Ghost Inside, tetapi menurut saya band luar tersebut tampaknya masih terlalu soft, sehingga pikiran dan telinga langsung berubah arah kepada band luar lainnya yaitu Wage War, Gideon maupun Varials.
Cocok rasanya menggambarkan ciri dan kemiripan band Aceh ini dengan band luar tersebut, Mungkin juga menjadi referensi terciptanya debut EP "BENZODIAZEPIN". Track by track saya dengarkan, namun track nomor 4 berjudul "Destroy The Brain" mungkin menjadi favorit saya ketika mendengarkan debut EP dari band Brandoffer. Lagu ini menghadirkan alunan tempo ngebut dan kencang ditemani breakdown dan melodi gitar tipis-tipis yang cukup membuat terngiang-ngiang di kepala, sehingga tidak cukup rasanya jika hanya memutar satu kali saja.
Track nomor 2 berjudul "Dead" menjadi favorit saya juga ketika mendengarkan debut EP band asal Aceh ini. Dari pattern drum yang variatif, fill-in dan isian gitar yang padat menambah eksplorasi yang dihadirkan, menemani setiap bait lirik cukup suram dan ngeri yang tertuang pada lagu tersebut. Lagu ini dirilis terlebih dahulu dan menghasilkan sebuah Music Video yang merupakan penghubung dirilisnya EP "BENZODIAZEPIN".

Keseluruhan Debut EP dari band Brandoffer ini menurut saya menjadi angin segar hadirnya suatu musikalitas di tengah minimnya referensi akan skena musik kota Aceh dan berharap ini menjadi momentum ramainya industri musik di Serambi Mekkah.




Comments