top of page

NCEKFEST!; PERAYAAN EKSISTENSI DALAM GILA DAN UNIKNYA ACARA

  • Rizqi Prasad
  • Feb 20, 2023
  • 5 min read

Updated: Apr 26, 2023

ree

Wara-wiri malam minggu kali ini kembali menghadiri sebuah pagelaran musik di kota Jakarta bernama “Ncek Fest”. Namun ada yang membuat pagelaran ini berbeda, membawa daya tarik tersendiri dengan konsep yang agak unik, dimana satu orang drummer yang akrab disapa Bagas Encek menggebuk drum mengiringi 10 Penampil yang memeriahkan acara tersebut. Dari selaw mengawang ala Dream-pop, sampai Hardcoce-Punk di hajar Bagas seorang. Tipe cyborg seperti ini memang cukup berkeliaran di Indonesia, tapi yang mungkin paling ramai menghiasi permusikan lokal yaa seorang Bagas Encek ini, entah sudah berapa band yang dihinggapi dan dimainkan beliau, menjadi bukti eksistensi keberadaan seorang Bagas meramaikan industri musik tanah air.


Dari beberapa interview yang berkeliaran di jagat maya, pagelaran dengan konsep ini sejatinya sudah lama di wacanakan dan menjadi keinginan seorang Bagas, namun untuk merealisasikannya baru sekaranglah waktunya. Acara sendiri di helat di venue yang terletak di Jakarta Selatan bernama Spectrum Kemang, berlangsung pada hari Sabtu 4 Februari 2023 dan dimulai sejak pukul 12 siang tepatnya. Mungkin agar banyak nya penampil dapat bermain dengan lancar dan sedikit menormalisasikan lah acara digelar pada siang hari, sehabis bersepeda bersama keluarga maupun teman-teman di hari libur,hahaha

ree

Hujan deras yang tiba-tiba turun saat di perjalanan menjadi penghambat, mengakibatkan terlewatnya menyaksikan penampil pertama yaitu Lost Kids. Ditambah harus mencari lahan parkir dekat venue karena cukup jauhnya parkiran yang disediakan dengan kondisi lahan yang penuh lumpur dan tanah merah, membuat saya sedikit mencari inisiatif lahan parkir yang lebih baik. Sebuah supermarket menjadi tempat bernaung kendaraan pribadi saya selama acara berlangsung, Shout out Superindooo untuk tempat parkir nyaman, aman dan tentunya yang disukai yaitu gratisss. Sesampai nya di lokasi, menukarkan tiket menjadi hal yang terlebih dahulu saya lakukan dan band ke 2 yaitu Morgensoll ternyata sudah lama tampil menghibur, menyisakan 1 lagu yang hanya saya saksikan.


ree
MORGENSOLL

Agak kecewa sih rasanya, tapi 3 kali saya sudah menyaksikan secara full penampilan band Post-Metal tersebut menjadikan hati kecil saya sedikit ikhlas. Hanya 5 menit kurang-lebih yang saya saksikan, dilanjutkan dengan bersapa-ria, berbincang dengan teman yang juga hadir di acara menjadi yang saya lakukan, sembari menunggu band selanjutnya YORE dan Bedchamber tampil. Beberapa tenant juga meramaikan acara, berdagang menjual yang di hadirkan dari merchandise sampai kulineran, memaksa menguras sedikit isi dompet memuaskan diri sejenak.


ree

Ini merupakan pertama kalinya saya menyaksikan bahkan mendengar lagu dari band bernama YORE, walau mereka sudah cukup lama hadir meramaikan skena musik tanah air. mungkin kalau kata orang saya agak kurang jauh mainnya atau mungkin kurang menguliknya saya akan band ini. Baru sadar juga ketika sang vokalis rupanya seorang public figur ternama, yang cukup familiar di masyarakat yaitu Kevin Julio, membuat menarik untuk menyaksikan band ini tampil. Selama penampilan berlangsung yang telinga saya tangkap adalah irama Indie Pop/Rock dengan musik santai dan sedikit mengawang di sepanjang set yang ditampilkan. Untuk orang yang pertama kali menyaksikan bahkan mendengar lagu dari band YORE yaaa, cukup terngiang lah di telinga lewat beberapa trek. Namun, lengkingan vokal dari not tinggi yang dinyanyikan Kevin Julio sang vokalis, terkadang harus dicerna di telinga secara pelan, karena sumbang nya suara di beberapa bagian lagu, menghadirkan sedikit kekurangan melihat penampilan mereka sore itu. Agak wajar dan maklum sihh, karena sebuah live performance mungkin ada beberapa faktor menjadikan penampilan berbeda dengan apa yang mereka ekspektasikan dan tentunya menjadi evaluasi dalam hadirnya rilisan-rilisan terbaru yang akan datang, apalagi masuknya seorang Bagas mungkin akan menambah sentuhan terbaru yang akan dibawakan YORE dalam membawa kiprah dari band ini melambung tinggi.


ree
YORE

Bedchamber menjadi band berikutnya yang tampil memeriahkan acara Ncek Fest!. Ini juga menjadi momentum bagi saya bisa kembali menyaksikan band ini setelah sekian lama absen menonton mereka. Musik Indie-pop yang dibawakan, seolah mengobati rindu saya setelah sekian lama hanya mendengar lewat platform musik digital seperti Spotify. Lagu seperti “Out of Line”, “Moon” atau “Natural” yang terdapat pada debut album mereka dibawakan sore itu, membuat saya sedikit menghayati dan larut dalam suasana sembari melantunkan lagu-lagu tersebut. Hanya sedikit dokumentasi yang saya tangkap karena khusuknya saya menyaksikan band asal Jakarta ini. Penampilan juga turut dimeriahkan dengan dibawakannya beberapa lagu baru yang belum dirilis menambah momentum yang spesial bagi saya menyaksikan kembali Bedchamber.


ree
BEDCHAMBER

Menjelang Paruh pertama acara selesai, Adeliesa yang merupakan kekasih yang punya hajat tampil, tetapi pada kesempatan ini saya habiskan dengan beristirahat mencari hidangan makanan di sekitar venue, sekedar mengisi perut setelah lelah dari perjalanan menerabas hujan dan menyaksikan penampil yang sudah tampil. Warteg murah meriah menjadi destinasi sementara saya bersama teman-teman sembari menunggu jeda magrib selesai.


Jeda magrib-pun selesai menandakan babak ke-2 acara dimulai. Didominasi oleh band-band kencang,ngebut dan powerfull yang akan ditampilkan Kurang afdol rasanya jika acara Ncek fest! ini dan tentunya Bagas Encek sendiri tidak mengundang bandnya yang kerap meramaikan skena musik keras Ibukota yaitu ZIP. Memulai kembali acara dan memanaskan venue dengan musik Hardcore yang dibawakan. Mungkin jika siang ke sore hari penonton hanya diam menikmati dan hanya menghayati karena selaw dan chill nya lagu, namun di malam hari , ZIP memulai membuat area venue terisi dengan mosh-pit, two-step maupun ritual lain yang biasa hadir dalam sebuah Hardcore Show. Walau sudah sering sekali melihat penampilan band ini tapi tidak bohong jika badan saya ingin terus berpartisipasi ikut masuk ke area tempur, sekedar meramaikan suasana dan sesekali lah berolahraga malam.


ree
ZIP

Daya tarik acara ini kembali menjadi ketika Kareem Soenharjo yang sering disapa BAP naik ke atas panggung, membawakan sebuah live set special bernama BAPAK. Ini merupakan sebuah projek band yang cukup berisik seorang Kareem bersama Bagas, yang sangat jarang sekali dibawakan dan mungkin saja hanya dalam agenda spesial seperti acara ini. Kegeniusan Kareem dalam memproduksi dan mengolah lagu terpancar dari aksi panggung yang atraktif dan menghibur malam itu, tentunya memamerkan lihainya beliau memainkan gitar dengan memadukan efek-efek cukup aneh, membuat otak saya bingung dan berfikir “Ini tuh sebenernya suara apa ya?”. Lagu-lagu dari album BAP yang telah memenangkan penghargaan AMI 2022 seperti “Painting with Suwage”, “Same Shoes, No Company” dan “Godspeed” dibawakan, dengan aransemen band yang berbeda dibanding mendengar lagu aslinya. “Jon Devoight” yang merupakan lagu yang terdapat pada album Projek “BAPAK” turut di tampilkan tetapi mungkin karena sulit dan susahnya lagu ini untuk dibawakan membuat di tengah penampilan, seorang Bagas harus berhenti menggebuk drum secara tiba-tiba. Maklum mungkin karena jarang sekali dibawakan dan mendengar kabar bahwa baru beberapa kali saja latihan menambah tantangan tersendiri mengiringi lagu tersebut.


ree
BAPAK

Acara semakin larut, semakin gila dan liar juga penampil yang meramaikan venue acara, tak terasa juga 3 band tersisa menuju berakhirnya acara yang cukup memorable bagi seorang Bagas Encek. Total Jerks menjadi band selanjutnya setelah dijejali oleh eksplorasi gila Kareem soenharjo. Musik Hardcore-Punk yang dibawakan kembali meliarkan penonton yang hadir malam itu. Dilanjut dengan projek Crossover Thrash Metal Jimi Multazam bernama Jimi Jazz yang mengajak penonton meriuhkan suasana sambil melantunkan lagu-lagu yang terdengar seperti menceritakan noda hitam dari kejadian kelam massa lampau.

ree
JIMI JAZZ

Contohnya ada pada lagu yang dibawakan yaitu "Lebak Bulus 93" dan "Ada Petrus Semalam" seolah mengobarkan amarah ketika menyaksikan penampilan tersebut. Area tengah venue terlihat tampak kosong yang membuat sesekali para personil melempar sedikit gurauan agar penonton tidak perlu malu-malu mengekspresikan perayaan, menikmati acara ini. TaRRkam menjadi band terakhir dan menutup rangkaian acara Ncek Fest!. Band inilah justru yang menurut saya melekat dan menjadi sebuah identitas dari seorang Bagas Encek. Musik Punk dengan sedikit sentuhan Synch menjadi dansa terakhir para penonton berpartisipasi memeriahkan acara ini. Lagu-lagu tempo cepat, ugal-ugalan seperti "100 Juta Tenaga Kuda", "Wanita Ekstasi" dan tentunya lagu terbaru "Kameleon" membuat area tengah venue kali ini tumpah ruah penuh manusia, tak ada rasa malu-malu yang terlihat pada raut muka penonton kali ini menutup dengan klimaks kemeriahan malam itu.


ree
TARRKAM

Pukul 11 Malam kurang lebih waktu menunjukan, kemeriahan acara malam itu-pun selesai. Rasa lelah namun puas lah yang terpancar pada raut muka seorang Bagas Encek saat itu, sembari berterima kasih kepada rekan maupun teman yang sudah melancarkan acara Ncek Fest! ini. 10 Jam kurang lebih acara berlangsung,10 Penampil mengiringi tabuh suara dan ketukan drum Bagas Encek seorang diri. Sehat dan sukses menjadi doa yang diiringi, sembari berharap di tahun depan masih berlangsung pagelaran ajaib dan magis ini.

 
 
 

Comments


Contact:

Email: berniagaria.media@gmail.com
Instagram:
@berniagaria
Spotify:
Berniagaria

BERNIAGARIA

Music News • Reviews • Interviews • Mixtapes

©2022 by Berniagaria.

bottom of page