"One Way Trip" Menuju Liar Dan Riuh Penampilan Rabu Malam
- Rizqi Prasad
- Feb 12, 2023
- 6 min read
Updated: Apr 26, 2023

Rabu 25 Januari kemarin sepertinya menjadi hari raya penikmat musik Hardcore di Indonesia, yaps, Trueside Jakarta bekerjasama dengan Beazt.id memboyong 2 band Hardcore yang sedang naik daun asal Amerika Serikat yaitu No Pressure dan Regulate ke Jakarta. Ke dua band ini datang dalam rangka tur yang digelar di beberapa negara di Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara ke 2 yang di datangi setelah sebelumnya mereka meramaikan skena musik Hardcore Singapura. Sempat ada rasa deg-degkan ketika salah satu negara yang disambangi ke 2 band ini batal tampil, untungnya alasan batal tampil itu merupakan ada pihak yang agak reseh menyebabkan gagal tampilnya band tersebut dan lega juga ketika pihak promotor mengkonfirmasi bahwa Indonesia tidak berefek apapun terkait pembatalan tiba-tiba itu.

Acara ini digelar di venue yang yaaa,, mungkin orang-orang sudah familiar dengan venue yang kerap menjadi singgasana band-band luar tampil. Yoi, apalagi kalau bukan Studio Palem. Saya datang bersama teman-teman lebih awal, tepatnya pukul 3 sore, yang semuanya mempunyai tujuan agar tidak terkena antrian ketika membeli merchandise berupa t-shirt ke dua band ini, entah untuk dijual atau dipakai sebagai kenang-kenangan kehadiran ke dua band ini di Jakarta.

Tetapi antrian panjang terlihat dari kejauhan, yang saya kira sedang antri ticketing ternyata semua orang mempunyai ambisi dan tujuan yang sama ya, datang lebih awal agar tidak ngantri dan sama-sama ingin membeli t-shirt ke 2 band tersebut. memang sudah menjadi hal wajib sepertinya membawa cinderamata dari suatu acara dan yahh,, mau gimana lagi ujung-ujungnya tetap ngantri juga hahaha. Tetapi terlebih dahulu ada baiknya menukarkan tiket karena NO TIKET, NO SHOW BROWW.

Menukar tiket sudah, mengantri untuk membeli oleh-oleh akhirnya kesampaian, booth merchandise sederhana tampak terlihat, diisi berbagai macam t-shirt berbeda dari kedua band ini, Mulai T-shirt biasa hingga sebuah jersey sepak bola, cocoklah kalau ada yang suka fun football agar terlihat HC4HC sambil menggiring bola masuk ke gawang. Harga yang dijual pun beragam, mulai dari 250 ribu sampai 450 ribu rupiah. nah, kebetulan budget dimaksimalkan untuk bertahan hidup sampai gajian tiba, T-shirt No Pressure seharga 250 ribu lah yang saya beli. T-shirt berwarna biru ini menjadi cinderamata saya hadir dalam pagelaran ini, sekaligus menjadi memori hadirnya 2 band naik daun tersebut ke tanah air.

Pukul 7 malam waktu menunjukan, waktunya juga bersenang-senang dimulai. di dalam venue sebuah panggung 2 tingkat tanpa barikade di pamerkan, menambah kesan Hardcore show macam Sound and Fury Festival. Malam kemeriahan dibuka dengan penampilan unit band dari Depok yaitu Displacement yang membawa nuansa Pop-punk dengan influence Hardcore memanaskan area venue malam itu. Mereka membawakan beberapa lagu dari debut album “Only Lost Will Tell” yang dirilis 2021 silam dan tentunya membawakan lagu terbaru “Neuro Blue dan Noisettes” yang megudara Oktober tahun lalu dalam sebuah split album dan tentunya bisa kalian dengarkan langsung via Bandcamp Haum Entertainment. Pada penampilan band ini para penonton nampaknya masih malu-malu, belum terlihat juga pogo, two-step maupun crowdsurf. Mungkin hanya segelintir orang saja dan mungkin juga merasa masih belum familiar dan seperti nama segar di telinga para penonton yang hadir, tetapi band ini tampil dengan atraktif dan energik. Memuaskan lahh,,, sebelum dihajar penampil utama.

Ora ZIP, ORA SIP!! yap, salah satu opener terakhir sebelum tampilnya No Pressure dan Regulate ini cukup sering meramaikan Skena musik Hardcore tanah air khususnya di Jakarta. Entah sudah berapa kali melihat penampilan band asal Jakarta ini, tetapi kata puas dan nagih membuat saya setuju bahwa band ini harus ada di setiap acara musik keras khususnya sebuah Hardcore Show. lagu-lagu yang ada pada Self titled album mereka seperti biasa dibawakan dan terbukti ampuh memancing riuh penonton. seperti pada acara Sepenggal sadar yang saya hadiri sebelumnya, malam tersebut lagi-lagi membawa korban alat bantu penglihatan saya lagi yang tiba tiba lepas dari kepala ketika ber-moshpit ria. But, thank's to Jan from ZIP yang menemukan kacamata saya, walau satu lensa pecah tetapi yaaaa, jadi tidak mengeluarkan banyak biaya lah untuk membeli frame baru lagi. mungkin menurut saya yang kurang dari penampilan ZIP malam itu ada pada sound yang dikeluarkan. Alunan bass yang menjadi salah satu senjata utama penampilan band Hardcore ini seperti tidak mengeluarkan sound terbaik, menjadikan terdengar sedikit hambar. ini mungkin salah satu gangguan teknis yang tidak dapat diprediksi dari sebuah band ketika sedang tampil live tetapi terlepas dari itu semua ZIP sukses membakar antusias menuju malam puncak acara ini.

Nahh ini merupakan penampilan mereka ke 2 di ibukota. Setelah terakhir kali tampil memeriahkan skena Hardcore Jakarta 3 tahun silam. Yaa, ini adalah Regulate. Setelah sempat mengabarkan bahwa batal datang untuk memeriahkan tur bersama No Pressure di Asia Tenggara karena masalah kesehatan, tiba-tiba saja mereka membawa kabar mengejutkan memutuskan mereka ikut hadir dalam Tur ini, merupakan kabar bahagia sekaligus menambah antusiasme untuk hadir dalam acara ini tambah menjadi-jadi. Terbukti, setelah mereka mengabarkan kabar tersebut, seluruh tiket ludes terjual.

Band yang membawa konsep gaya hidup sehat dan positif atau dikenal dengan sebutan Straight Edge ini tancap gass dengan beatdown di setiap lagu yang dibawakan malam itu. Membuat penonton yang hadir meliar mengikuti alunan lagu. Area tengah venue pun penuh terisi masa yang melakukan violence dance yang merupakan hal lumrah di setiap Hardcore show. Ingin ikut rasanya terjun ke tengah venue, apalagi setelah melihat seorang bule tinggi menjulang yang tidak lain adalah Parker Cannon, vokalis dari band penampil utama No Pressure ikut masuk ke dalam area tempur. Tetapi,, apa daya lah tubuh kurus ramping saya, membuat tidak adanya nyali dan keberanian setiap kali melihat sebuah violence dance. Yoiii, alias takut ke-kungfu coyy. setengah jam lebih Regulate tampil memeriahkan acara malam itu, membawakan lagu seperti “Manos De Oro” “You & I” dan menurut saya menjadi puncaknya ketika mereka membawakan lagu “In The Moment” yang membuat venue studio palem penuh dengan lautan mosh. Pecah dan gila menjadi kata yang terucap di mulut saya ketika mereka selesai membawakan set nya di tur kali ini. Comeback show di Jakarta suatu saat nanti mungkin menjadi yang saya tunggu untuk melihat penampilan band ini ke dua kali

Regulate usai, band nampak berkemas merapikan alat, tetapi tidak dengan Harry Corrigan dan Mike Botti yang juga personil dari Band pamungkas yang ditunggu-tunggu yaitu No pressure. Mereka berdua kembali bersiap, mensetting alat terlebih dahulu disesuaikan dengan musik band ke 2 yang akan ditampilkan. Check sound dirasa aman, sang vokalis Parker Cannon akhirnya naik ke atas panggung. Menyapa penonton yang hadir malam itu dengan sapaan berbahasa Indonesia dan langsung tancap gas dengan lagu “Lock It up” membuat penonton kembali liar naik ke atas panggung sekedar menyanyikan lagu tersebut secara serentak bersama, hingga melompat atau melakukan stage dive. Lagu pertama usai, “Too far” dan “Both Sides” langsung menghajar dengan tempo cepat membuat para penonton mengitari area venue menciptakan suatu “Circle-Pit” sambil bernyanyi dan mengikuti irama, chaosssss mendeskripsikan keadaan venue malam itu, semua tampak fun dengan kehadiran No Pressure, raut wajah para personil pun tampak puas dan senang yang mungkin saja ini merupakan titik yang paling meriah serta wildd selama berlangsungnya tur mereka di benua Asia Tenggara.

Yang saya highlight selama show berlangsung mungkin banyak nya massa tak berkempetingan naik ke atas panggung tanpa tau mau ngapain, massa ini hanya berkumpul dan mematung tepat nya di samping stage, saya rasa mereka juga bukan orang yang terlibat dalam acara ini, bukan juga panitia, sehingga agak mengganggu ruang dan pergerakan band selama tampil menghibur. But, apart from that acara tetap berlangsung meriah apalagi dengan dibawakannya 2 cover lagu milik Gorilla Biscuit yang berjudul “Big Mouth“ dan Blink 182 yang berjudul “Carousel” . Kedua lagu tersebut dibawakan dengan aransemen khas dari No pressure membuat Parker Cannon sang vokalis tampak pasrah melihat penonton berebut Mic untuk menyanyikan lagu legendaris tersebut. Nah, merebut mic sepertinya menjadi hal lumrah selama pertunjukan malam itu, tampak lucu melihat sang vokalis lebih sering mondar-mandir gabut, sementara untuk bernyanyi sudah dikuasai oleh para penonton atau stage invader menjadikan malam itu lebih seperti karaoke night tepatnya hahaha. Penampilan dari No pressure di Jakarta ditutup dengan lagu berjudul “Deal”, teriakan “One More Song” terdengar kencang ketika mereka menyudahi penampilan, tapi apa daya pesawat menuju Filipina menunggu mereka, yang menjadi pemberhentian selanjutnya tur di Asia Tenggara.

Keseluruhan acara malam itu sangat memuaskan untuk menyaksikan 2 band asal Amerika tersebut tampil di Jakarta. Tapi untuk experience saya datang dan hadir hmmmm cukup mengecewakan lah yaa, karena banyaknya copet-copet skena yang membuat kenyamanan menonton acara malam itu menjadi tidak berkesan. 2 buah handphone milik teman hilang dan bukan teman saya saja yang mengalami namun beberapa orang yang saya temui juga mengalami hal apes yang sama, tak ada inisiatif nya panitia setelah acara usai mungkin membuat copet-copet skena ini senang. Yaaa, mau gimana lagi, merelakan menjadi sikap paling bijak atas kejadian apes ini dan berharap oknum seperti copet-copet meresahkan ini bertobat dan menghilang dari lingkungan skena musik tanah air. Acara malam itu memang dirusak dengan hadirnya oknum yang membuat beberapa orang merasa dirusak kesenangannya. Tetapi dari keapesan yang menimpa beberapa orang, 2 band yang sedang tandang yaitu No Pressure dan Regulate sukses memberikan penampilan terbaik dan menghibur dengan pertunjukan yang disuguhkan.




Comments